Inspirasi Ke-Indonesiaan: Refleksi HUT RRI ke-79 dan Tantangan Wartawan Radio dalam Disrupsi Media

- Wartawan

Rabu, 11 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Oleh: Novrizal R Topa
Anggota PWI Sulawesi Tenggara

Peringatan Hari Ulang Tahun Radio Republik Indonesia (RRI) ke-79 tahun 2024 menjadi momen reflektif, bukan hanya tentang perjalanan panjang sebuah institusi, tetapi juga tentang makna ke-Indonesiaan yang diusung oleh RRI sebagai salah satu saksi sejarah bangsa. Sebagai media yang lahir di tengah perjuangan kemerdekaan, RRI memiliki peran signifikan dalam menyatukan bangsa yang beragam melalui suara dan informasi. Kini, di era disrupsi media, tantangan yang dihadapi RRI dan para wartawan radio di seluruh Indonesia semakin besar. Namun, tantangan ini juga harus dilihat sebagai peluang untuk memperbarui peran radio dalam memelihara semangat kebangsaan.

Dalam semangat HUT RRI ke 79, kita diingatkan bahwa keberagaman Indonesia—baik budaya, bahasa, maupun pandangan—selalu menemukan tempatnya di gelombang radio. RRI, sejak awal berdirinya, bukan hanya sekadar penyampai berita tetapi juga jembatan penghubung bagi rakyat di seluruh pelosok negeri. Di era modern ini, inspirasi ke-Indonesiaan yang diemban RRI adalah memastikan bahwa keterhubungan ini terus terjaga, bahkan saat disrupsi media memaksa kita untuk beradaptasi dengan pola konsumsi informasi yang berubah.

Disrupsi media yang ditandai dengan berkembangnya platform digital, media sosial, dan perubahan pola konsumsi informasi publik, telah membawa tantangan baru bagi wartawan radio. Di tengah gempuran berita instan yang sering kali diwarnai dengan hoaks dan informasi tak terverifikasi, wartawan radio dituntut untuk tetap mengedepankan integritas, kecepatan, dan kredibilitas. Ini adalah tantangan, namun juga peluang bagi wartawan untuk memperkuat kembali posisi radio sebagai medium yang tepercaya dan relevan di era digital.

Tantangan yang dihadapi wartawan radio juga mencakup adaptasi teknologi. Perkembangan podcast, streaming audio, hingga integrasi media sosial ke dalam ruang berita membuat wartawan tidak lagi bisa hanya mengandalkan cara-cara tradisional dalam menyampaikan informasi. Namun, dalam adaptasi ini, jiwa ke-Indonesiaan yang mempersatukan kita tidak boleh hilang. Wartawan radio harus terus membawa nilai-nilai lokal, menonjolkan kearifan budaya, dan mengangkat isu-isu nasional yang penting bagi seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Momentum HUT RRI ini seharusnya juga menjadi landasan inovasi bagi para wartawan radio. RRI sebagai lembaga yang lahir dari semangat kebangsaan, harus menjadi pionir dalam menciptakan konten-konten inspiratif yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia, sekaligus bersaing di ranah global. Teknologi digital dan disrupsi media seharusnya tidak dilihat sebagai ancaman, tetapi sebagai peluang untuk meningkatkan jangkauan dan memperkuat pesan ke-Indonesiaan di tengah arus informasi global.

Lebih dari itu, tantangan yang dihadapi oleh wartawan radio di era disrupsi ini bukan hanya tentang teknologi atau model bisnis, tetapi juga tentang bagaimana mereka bisa menginspirasi masyarakat melalui narasi yang membangun, mencerdaskan, dan mempersatukan. Radio harus tetap menjadi medium yang memperjuangkan suara-suara masyarakat kecil, mengangkat isu-isu sosial yang sering kali terabaikan oleh media arus utama, serta menyampaikan berita dengan jujur dan tanpa tendensi.

Inspirasi ke-Indonesiaan yang dibawa oleh RRI selama 79 tahun terakhir harus terus hidup, terutama dalam menghadapi tantangan modern. Wartawan radio, dengan segala keterbatasan dan tantangan yang mereka hadapi, harus melihat diri mereka sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan. Di tengah derasnya arus digital, mereka adalah perwujudan dari semangat kejujuran, kredibilitas, dan kedekatan dengan masyarakat.

Sebagai penutup, disrupsi media yang kita hadapi hari ini adalah bagian dari perjalanan kita menuju masa depan. Di tengah perayaan HUT RRI ke-79, kita harus terus mengingat bahwa ke-Indonesiaan adalah tentang bagaimana kita tetap bersatu dalam keberagaman, dan radio, sebagai medium yang selalu dekat dengan masyarakat, memiliki peran penting dalam menjaga api semangat tersebut tetap menyala. Mari kita jadikan momentum ini sebagai titik tolak untuk terus berinovasi, tetapi tetap memelihara jiwa ke-Indonesiaan yang menjadi fondasi kita semua.

Dirgahayu ke 79 Radio Republik Indonesia, “Sekali di Udara Tetap di Udara”.

 

Berita Terkait

Memilih Kotak Kosong: Simbol Perlawanan atau Skenario Pembegalan Demokrasi?
Perbedaan Dukungan Calon Gubernur dan Calon Bupati/Walikota dalam Pilkada Serentak, Dilematis Kader Partai atau Apatis?
Rejeki Nomplok Bahlil Lahadalia di Bulan Kemerdekaan
Berita ini 50 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 September 2024 - 17:40 WIB

Memilih Kotak Kosong: Simbol Perlawanan atau Skenario Pembegalan Demokrasi?

Jumat, 13 September 2024 - 12:54 WIB

Perbedaan Dukungan Calon Gubernur dan Calon Bupati/Walikota dalam Pilkada Serentak, Dilematis Kader Partai atau Apatis?

Rabu, 11 September 2024 - 08:22 WIB

Inspirasi Ke-Indonesiaan: Refleksi HUT RRI ke-79 dan Tantangan Wartawan Radio dalam Disrupsi Media

Kamis, 22 Agustus 2024 - 19:59 WIB

Rejeki Nomplok Bahlil Lahadalia di Bulan Kemerdekaan

Berita Terbaru

Kuasa hukum PT TAS, Sulaiman (Tengah) didampingi Direksi PT Tas.Foto: Redaksi

Bisnis

PT TAS: Hentikan Tuduhan Tendensius, Aktivitas Kami Legal

Rabu, 18 Jun 2025 - 07:48 WIB

Foto bersama puluhan pengurus POC Sultra Chapter periode 2025-2028. Foto: Redaksi

Daerah

Pengurus POC Sultra Masa Bakti 2025-2028 Resmi Dilantik

Sabtu, 14 Jun 2025 - 16:17 WIB