SWARAINDONESIA.ID, KENDARI – Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji di Makkah dan Madinah, jemaah haji asal Sulawesi Tenggara dijadwalkan kembali ke tanah air pada pertengahan Juli 2024. Kepulangan jemaah haji Sultra ini melibatkan 2.120 orang yang tergabung dalam lima kelompok terbang (kloter). Kloter-kloter tersebut adalah kloter 28-UPG, 29-UPG, 31-UPG, 33-UPG, dan 35-UPG, yang merupakan gabungan antara jemaah haji dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara, H. Muhammad Saleh, menegaskan komitmen pihaknya untuk memberikan pelayanan terbaik hingga para jemaah sampai di rumah masing-masing. Dalam upaya memastikan kelancaran kepulangan, berbagai persiapan telah dilakukan. Mulai dari koordinasi dengan pihak bandara, penyediaan transportasi dari bandara menuju tempat tinggal masing-masing, hingga penyediaan layanan kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan jemaah tetap terjaga setelah menempuh perjalanan panjang.
“Sesuai dengan kesepakatan kami dengan Pemprov (pemerintah provinsi) Sultra penerimaan secara simbolis Jemaah haji akan dilakukan di atas pesawat dan kemudian akan diserahkan ke Kabupaten dan Kota masing-masing,” ungkapnya, Senin (8/7/2024).
Pada hari kepulangan, semua jemaah akan dikumpulkan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebelum melanjutkan perjalanan ke Kendari. Di bandara, tim dari Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara akan melakukan pengecekan akhir dan memastikan semua dokumen perjalanan sudah lengkap. Setelah tiba di Kendari, jemaah akan disambut oleh keluarga dan kerabat yang telah menunggu dengan penuh haru.
Persiapan kepulangan ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk petugas kesehatan dan keamanan, untuk memastikan proses berjalan lancar dan aman. Setiap kloter akan didampingi oleh petugas yang bertanggung jawab untuk memantau dan membantu jemaah selama perjalanan. Dengan segala persiapan ini, diharapkan kepulangan jemaah haji Sultra dapat berjalan dengan tertib dan lancar, serta memberikan pengalaman yang penuh makna bagi semua yang terlibat.
Proses Pemulangan: Dari Madinah ke Makassar
Pemulangan jemaah haji Sulawesi Tenggara dimulai dari Madinah dengan jadwal penerbangan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) di Debarkasi Haji Makassar. Kloter 28-UPG, yang merupakan salah satu kelompok, berangkat pada 12 Juli pukul 21:20 Waktu Arab Saudi (WAS) dan tiba di Makassar pada 13 Juli pukul 13:30 WITA. Jemaah haji dari kloter ini, serta kloter lainnya yang memiliki jadwal berbeda, mengikuti rangkaian proses pemulangan yang telah direncanakan dengan cermat.
Setibanya di Makassar, setiap kloter akan menginap semalam di Asrama Haji. Penginapan semalam ini dirancang untuk memberikan waktu istirahat yang cukup bagi para jemaah setelah perjalanan panjang dari Madinah. Selain itu, masa inap ini juga memungkinkan pihak berwenang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan administrasi yang diperlukan sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke Kendari.
Proses pemulangan ini dirancang dengan mempertimbangkan kenyamanan dan keselamatan jemaah haji. Pihak berwenang memastikan bahwa setiap aspek perjalanan, mulai dari keberangkatan di Madinah hingga kedatangan di Kendari, berjalan lancar dan terkoordinasi. Para jemaah haji diberikan panduan dan bantuan selama proses pemulangan untuk memastikan mereka dapat kembali ke tanah air dengan selamat dan nyaman.
Dengan jadwal yang disusun secara terperinci dan pengaturan yang komprehensif, pemulangan jemaah haji dari Madinah ke Makassar dan akhirnya ke Kendari merupakan proses yang penuh makna. Setiap langkah dalam perjalanan ini dirancang untuk menjaga kesejahteraan dan keselamatan para jemaah, sehingga mereka dapat kembali berkumpul dengan keluarga dan komunitas mereka di Sulawesi Tenggara dengan hati yang tenang dan penuh rasa syukur.
Penerimaan Simbolis dan Penyerahan Jemaah
Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan dari tanah suci, jemaah haji Sulawesi Tenggara tiba di Makassar dan disambut dengan penerimaan simbolis di atas pesawat. Penerimaan ini dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang telah disusun bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Prosesi simbolis ini bukan hanya sekadar seremonial, melainkan juga bentuk nyata perhatian dan penghargaan pemerintah terhadap para jemaah yang telah menjalankan ibadah haji dengan penuh khusyuk.
Setelah prosesi penerimaan simbolis, jemaah haji akan diserahkan kepada pemerintah kabupaten dan kota masing-masing. Penyerahan ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap jemaah dapat pulang dengan aman dan segera dapat berkumpul kembali dengan keluarga mereka. Dalam penyerahan ini, pemerintah daerah turut serta memberikan sambutan hangat sebagai tanda hormat dan rasa syukur atas kembalinya para jemaah dalam keadaan sehat.
Proses penyerahan jemaah kepada kabupaten dan kota masing-masing juga diharapkan dapat mengurangi kelelahan yang dirasakan oleh jemaah setelah perjalanan panjang. Dengan adanya penyerahan ini, jemaah tidak perlu lagi memikirkan logistik perjalanan menuju daerah asal mereka, sehingga mereka dapat lebih fokus pada pemulihan fisik dan mental setelah pengalaman spiritual yang mendalam di tanah suci.
Perhatian pemerintah terhadap jemaah haji Sulawesi Tenggara ini mencerminkan kepedulian yang mendalam terhadap kesejahteraan warganya. Selain itu, hal ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu Allah yang telah menunaikan salah satu rukun Islam dengan penuh keimanan dan ketulusan. Dengan demikian, penerimaan simbolis dan penyerahan jemaah ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi juga sebagai bentuk penghargaan dan rasa syukur yang mendalam.
Jemaah haji Sulawesi Tenggara dijadwalkan tiba di empat lokasi strategis, yaitu Bandar Udara Halu Oleo Kendari, Pelabuhan Betoambari Baubau, Pelabuhan Makassar Darma Fery, serta Pelabuhan Tobako-Siwa. Pemilihan titik-titik ini bertujuan untuk memudahkan distribusi jemaah ke daerah asal mereka masing-masing, mengingat luasnya wilayah Sulawesi Tenggara dan keberagaman tempat tinggal para jemaah. Dengan adanya penentuan titik lokasi ini, diharapkan proses pemulangan dapat berjalan dengan lancar dan efisien, sehingga jemaah dapat segera berkumpul kembali dengan keluarga mereka.
Bandar Udara Halu Oleo Kendari menjadi titik utama kepulangan bagi jemaah yang berasal dari wilayah Kendari dan sekitarnya. Bandar udara ini memiliki fasilitas yang memadai untuk menampung kedatangan jemaah dalam jumlah besar, serta menyediakan berbagai layanan untuk memastikan kenyamanan mereka selama proses kepulangan. Pelabuhan Betoambari Baubau, di sisi lain, akan melayani jemaah yang berasal dari daerah Baubau dan sekitarnya, dengan fasilitas pelabuhan yang telah dipersiapkan untuk menghadapi kepulangan massal ini.
Pelabuhan Makassar Darma Fery juga dipilih sebagai salah satu titik lokasi kepulangan, mengingat letaknya yang strategis dan aksesibilitasnya yang baik. Pelabuhan ini akan melayani jemaah yang berasal dari wilayah-wilayah yang lebih jauh, dengan berbagai fasilitas pendukung yang telah disiapkan. Selain itu, Pelabuhan Tobako-Siwa di Kolaka Utara juga menjadi titik kepulangan bagi jemaah yang berasal dari wilayah utara Sulawesi Tenggara, dengan harapan dapat memudahkan mereka dalam kembali ke daerah asal masing-masing.
Kepala Kanwil Kemenag Sultra menekankan pentingnya koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk otoritas bandara, pelabuhan, dan pemerintah daerah, guna memastikan kelancaran proses pemulangan. Keharmonisan dan kerjasama antara semua pihak yang terlibat sangat krusial untuk menjamin bahwa jemaah dapat tiba di rumah dengan aman dan tepat waktu, serta dapat segera merasakan kebahagiaan berkumpul kembali dengan keluarga tercinta setelah menunaikan ibadah haji.
Penulis : Toto
Editor : Redaksi